Simphony awan kecil
Seandainya Kau tahu
Kisahku sejak dulu…
Aku adalah awan kecil di tengah gumulan awan raksasa
Aku hanyalah awan biasa yang ingin tampil berbeda
Aku bukanlah sesuatu yang terlalu penting bagi dunia
Aku bagaikan gumpalan pelengkap langit ceria
Sahabatku adalah sesosok mentari tua
Bagiku dia terlalu jauh untuk ditandingi
Sinarnya terpancar bagi dunia
Tanpanya aku tak pernah tampak lagi.
Tiap kali aku bermimpi
Awan lain selalu menertawai
Aku tau mimpiku tak pasti
Tapi, Salahkah bila aku bermimpi?
Mimpiku bukanlah menjadi awan raksasa
Mimpiku bukanlah menjadi awan perkasa
Hanya angan-angan sederhana
Atau khayal yang terkendala?
Hidupku kadang terasa tak pasti
Aku sering memungkiri diri
Menjadi sosok yang terus berlari
Walau kadang tak mampu lagi.
Ketika semua tertawa dan bersenandung
Aku harus menyembunyikan tangisanku
Mengambil Topeng bahagia
Di tengah luka merana
Letih menjadi seperti ini
Tubuhku terasa tak mampu tuk berdiri
Mencari-cari penopang hati
Di kala gundah dan tersakiti
Hidup si awan kecil tak pernah pasti
Kadang tertawa cerah bersama mentari
Kadang bersembunyi dan menangis di balik tirai hujan
Setelah Senja dia tak tampak lagi
Kalau si awan tengah merintih
Ia senang merintih di kala hujan
Tak satupun dapat tahu
Bahwa ia sedang merintih
Hari-hariku terasa perih
Hanya satu yang selalu kunanti
Yakni rangkulan sejati
bagai waltz sang pelangi
Seandainya Kau tahu
Kisahku sejak dulu…
mimpiku hanya ingin seperti waltz sang pelangi
Kisahku sejak dulu…
Aku adalah awan kecil di tengah gumulan awan raksasa
Aku hanyalah awan biasa yang ingin tampil berbeda
Aku bukanlah sesuatu yang terlalu penting bagi dunia
Aku bagaikan gumpalan pelengkap langit ceria
Sahabatku adalah sesosok mentari tua
Bagiku dia terlalu jauh untuk ditandingi
Sinarnya terpancar bagi dunia
Tanpanya aku tak pernah tampak lagi.
Tiap kali aku bermimpi
Awan lain selalu menertawai
Aku tau mimpiku tak pasti
Tapi, Salahkah bila aku bermimpi?
Mimpiku bukanlah menjadi awan raksasa
Mimpiku bukanlah menjadi awan perkasa
Hanya angan-angan sederhana
Atau khayal yang terkendala?
Hidupku kadang terasa tak pasti
Aku sering memungkiri diri
Menjadi sosok yang terus berlari
Walau kadang tak mampu lagi.
Ketika semua tertawa dan bersenandung
Aku harus menyembunyikan tangisanku
Mengambil Topeng bahagia
Di tengah luka merana
Letih menjadi seperti ini
Tubuhku terasa tak mampu tuk berdiri
Mencari-cari penopang hati
Di kala gundah dan tersakiti
Hidup si awan kecil tak pernah pasti
Kadang tertawa cerah bersama mentari
Kadang bersembunyi dan menangis di balik tirai hujan
Setelah Senja dia tak tampak lagi
Kalau si awan tengah merintih
Ia senang merintih di kala hujan
Tak satupun dapat tahu
Bahwa ia sedang merintih
Hari-hariku terasa perih
Hanya satu yang selalu kunanti
Yakni rangkulan sejati
bagai waltz sang pelangi
Seandainya Kau tahu
Kisahku sejak dulu…
mimpiku hanya ingin seperti waltz sang pelangi
Comments
Post a Comment