#Yukbaca : Books in 2020
Ola!
This is just a random post during my work-off season. Postingan ini ditulis sebagai wujud menyemangati diri sendiri untuk kembali membaca lebih rajin lagi karena tampaknya sejak 2021 dimulai sudah banyak judul buku yang masih menjadi wacana karena belum juga mulai dibaca. Sudah 4 bulan berjalan dan masih 2 buku yang kuselesaikan karena keasikan liburan menikmati waktu di kampung halaman wkwkwk Bulan ini lagi berniat menyelesaikan salah satu bukunya Leila Chudori, semoga ga males hehehe
Hari ini ingin merecap 5 buku favorit sepanjang tahun 2020. Puji Tuhan lumayan banyak buku yang kubaca di tahun lalu karena sirkel hidupku di 2020 hanyalah jaga di rs-pulang-jaga lagi, the only good side of pandemic wkwk. Semuanya kebanyakan dalam versi e-book karena Sumba sungguh rural tiada toko buku, sudah hampir lupa rasanya ke toko buku dan mulai candu beli ebook tinggal klik di playstore hahaha
"Things can be bad, and getting better. Getting better, but still bad" Factfulness page 124.
BEST BOOK from my 2020 Reading List. YOU SHOULD READ THIS BOOK! 😄.
Sangat kagum dengan Alm. Dr Hans Rosling yang benar-benar menginspirasi semua orang untuk jadi possibilist.
Apa sih possibilist? Dr.Hans menggambarkan possibilist sebagai orang yang ga berpengharapan tanpa alasan, yang ga mau takut tanpa alasan. Orang yang berusaha untuk menolak pandangan yang overdramatis tentang dunia. Orang yang selalu melihat progress dan mengisi hidupnya dengan suatu keyakinan dan harapan bahwa progress menuju hal yang baik itu akan selalu ada. This is not optimistic. Selalu melihat kemungkinan dengan rasional.
Dunia saat ini sangat mudah mendistorsi pikiran kita untuk selalu melihat sisi negatif dan lupa merayakan progress kecil dan kebaikan-kebaikan kecil di sekitar kita. Dalam tiap bab buku ini, aku merasa seperti belajar bersama Dr.Hans untuk memperbaiki perspektifku dalam menanggapi sesuatu. Inti buku ini mengajarkan untuk jangan pernah percaya suatu pernyataan tanpa data atau fakta. Belajarlah untuk mencari data sebelum membuat asumsi. Jangan cuma bisa jadi penyulut dan penyumbang hoax.
You have to read this book! Kau akan ikut menyelam dalam pikiran jenius Dr.Hans dan cara briliannya mempresentasikan realita yang sarkas tentang pemimpin dunia dan banyak orang di dunia yang ternyata tidak lebih baik dari seekor simpanse dalam melihat dunia.
Membaca buku ini di tahun 2020 membuatku merasa seperti membaca pikiran seorang peramal. Dr.Hans menulis buku ini sekitar 2 tahun lalu tetapi 5 prediksinya sangat relate dengan kondisi dunia saat ini : Pandemi, Kolapsnya Finansial Dunia, Perang Dunia, Perubahan Iklim, dan Kemiskinan Ekstrem.
Satu hal menarik lainnya tentang buku ini yaitu pembaca akan merasa seperti sedang berada di kelas kuliah Dr.Hans karena ga cuma membaca tapi juga diajak menjawab pertanyaan, menganalisa grafik, data, dan yang paling spesial diperkenalkan dengan “gapminder” dan dollarstreet.org yang mengajak kita travelling keliling dunia secara virtual sambil bisa melihat langsung kehidupan orang-orang di sisi lain globe.
I score this book 10/10! SEMPURNA!
Why? You'll know once you read the whole book 😆
Baca buku ini banyakan bengong, bingung, sekaligus terpana dengan kemampuan Tara bisa menerima sakitnya tumbuh dalam keluarga yangg "tidak sehat dan tidak rasional" (imho). Salut dengan tara yang berani membuat keputusan paling sulit karena harus mengorbankan "keluarga" bahkan lebih detail "ayah dan ibunya". Ia berani membebaskan diri sendiri dari toxic relationship orangtua-anak, menerima tapi bukan sekadar diam, tidak menuntut pembenaran tapi berusaha keluar dan membuktikan bahwa pola pikir yang salah harus berani diubah.
Autobiografinya jadi bukti kalau kepahitan masa kecil itu berdampak sangat signifikan di masa depan, gimana saktinya sebuah ucapan dan repetisi kekerasan verbal/fisik bisa melukai dan sampai kapanpun jadi beban karena terlalu sulit untuk dilupakan. Mental health is not an issue, Tara westover is a living proof. Melupakan mungkin sulit, luka akan selalu meninggalkan bekas tapi sesakit-sakitnya masa lalu selalu akan ada yg bisa mengobatinya. Bukan orang lain, tapi diri sendirilah yg paling bisa diandalkan jd penyelamat utama.
Tara Westover jadi inspirasi kalau ga ada yg mustahil selama terus berusaha. Even in your darkest days, there will always a silver lining. Semuanya diperkenankan terjadi untuk mendatangkan kebaikan pada akhirnya. She is a wonder woman in real life, selesai baca buku ini langsung nontonin semua interview dan TED talksnya tara, officially fangirling!
I score this 9.5/10. Truly a memoir
"This is temporary, I'd tell myself. If i survive today, tomorrow i'll be free" Dicuka and her monologue so that there is no room for the voice of fear.
Pernah baca buku tentang Anne Frank? tentang jurnal inspirasinya disaat menjadi salah satu korban Holocaust (Kamp Konsentrasi NAZI). Hidup Anne Frank yang tragis, dia akhirnya meninggal di kamp konsentrasi saat masih berusia sangat muda. Edith Eger adalah versi lain dari Anne Frank, dia adalah survivor yang selamat dari kejamnya Holocaust. Dia menulis sebuah memoir tentang bagaimana dia dan perjuangannya bertahan di tengah penderitaan, memilih untuk berdamai dengan diri sendiri dan berani melangkah menjalani masa depannya karena dia masih punya 1 hal yang tak akan pernah dilepaskannya. Sebuah Pilihan.
Ga kebayang rasanya jadi Edith saat dia dan keluarganya dibawa paksa ke Auschwitz dan resmi menjadi tawanan NAZI. Hari pertama dimana Edith dan keluarganya tiba di kamp konsentrasi merupakan hari terakhirnya bisa melihat dan menggenggam tangan kedua orangtuanya. Cerita paling tragis disaat Edith, Kakak dan Ibunya sedang antri di barisan penentuan kelompok, Edith ditanya apakah ibunya itu adalah ibu kandungnya atau kakaknya. Dia yang polos dan jujur menjawab dengan lirih “Ini ibuku” Tanpa dia pernah tau bahwa jawabannya adalah penentu nasib mereka. Sesaat dia memberi jawaban tersebut, ibunya dipisahkan dari mereka menuju kelompok lain dan dibawa ke gas chamber dimana tawanan NAZI yang dianggap sudah tua dan tidak berguna akan dimasukkan dalam 1 ruangan dengan campuran gas karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrogen sianida yang akan pelan-pelan mematikan manusia. Edith hanya bisa menyaksikan keluarnya asap dari cerobong dan perlahan dia menyadari kalau ibunya merupakan salah satu korban yang sudah meninggal. So tragic!
I could imagine the suffering and her bitter days as long as i read her stories, tapi sungguh terinspirasi dengan jalan hidup dan bagaimana dia merangkul kepahitan demi menjalani masa depannya. Dia berjuang agar kepahitan hidupnya tidak membuatnya menjadi pahit dan terus menyalahkan diri sendiri tapi kepahitan itu membuatnya menyadari bahwa semua orang dianugrahi pilihan. Pilihan untuk terus menyesali hidup atau berjalan maju berjuang mengubah keadaan. She is a very inspirational women on earth. Dari hidupnya yang tragis dia berjuang mengobati kepahitannya dan bahkan akhirnya menjadi seorang Psikolog yang menolong banyak orang melewati masa sulit di hidupnya.
My most favorite line : "Relationship is like a bridge we can cross from present worries to future joys. Plans, passions, promises. Maybe the turmoil around us gives us the opportunity for more commitment, less questioning. No one else knows what will come to pass. We don't know what's going to happen. Just remember, no one can take away what you've put in your mind"
I give 9/10 for this book and you SHOULD read this too! 🤓
"Semuanya bisa dirampas dari manusia kecuali satu hal : kebebasan untuk menentukan sikap dalam berbagai situasi. Setiap momen adalah sebuah pilihan. Sesakit apapun pengalaman yang kita alami, kita selalu bisa memilih bagaimana kita merespon sesuatu”
“karena rasa sakit merupakan sebuah konstanta dalam hidup, kesempatan bertumbuh melalui rasa sakit merupakan hal yang konstan dalam hidup. Yang kita butuhkan hanyalah kerelaan untuk menjalani dan mencari value atau nilai dari kesakitan tersebut”
Buat yang udah pernah baca buku Mark Manson “The Subtle Art of Not Giving a F*ck” pasti masih ingat betul tentang penjelasan “value and metric” nilai dan alat ukur yang kita pakai dalam kehidupan. Buku kedua ini membuka cerita lapisan “value” kehidupan dengan poin penting tentang “Harapan” yang sering dijadikan kambing hitam oleh manusia dalam mengartikan “value” di hidup.
I scored this book 8/10 (for me the first book is wayyyy better 😅) But I owe Mark Manson for the details in storytelling a history. Thankyou for feeding me with some new insights : a brave story of Witold Pilecki, the other side of Newton and Nietzsche's life, and about Vietnam War that got me so curious.
Copying my favorite shot from his book: "more stuff doesn't make us freer, it imprisons us with anxiety over whether we chose or did the best thing. You can have all the varieties in the world but you are not free. The only true form of freedom is through self limitation. It is not privilege of choosing everything you want in your life, but rather, choosing what you will give up in your life"
You should read this! Ah ya don't be fooled with the big words on the cover, cuz Mark Manson's title is always clickbait hehehe
Buku ini kubaca tepat di bulan Mei 2020 saat dimana hari-hari di Sumba terasa sungguh amat pahit (jadi tjurhat hahaha) dan bisa-bisanya buku yang kupilih secara random sungguh detail menggambarkan situasi yang tiap hari kupikirkan saat itu. Why did some people often assume success as having a power to lead? to make sure others will always follow, to make rules, and in extreme ways to make others don’t have an option?
Buku ini ngasih perspektif yang ditulis berdasarkan beberapa riset dan cerita pengalaman hidup. Summarizing some keypoints i got from this book :
- Always think about the long term
- Don’t worry how well the other side is doing, worry about how well you’re doing
- Pick your right pond
- Sometimes being selfless isn’t saintly, it’s silly. So if you’re not a total saint, then it’s okay.
- Count your blessings (if you can)
- Don’t be too fearless, too overconfident, cause often in life, it’s better to be a little unsure.
- Always have a plan but also adaptable, know there are things you don’t know, or things you don’t have time to learn, so always recruitting from other
- Have a healthy relationship with anyone
- Create a stroy that keeps you going
- Find the allignment between who you are and where you choose to be
One of the thoughtful statement from the book :
"Don’t let overconfidence take the lead as you think you are super power. Power reduces empathy, makes you hypocritical, and causes you to dehumanize others. Studies show feeling of power cause us to be more selfish and more likely to commit infedility. And we don’t just lie more, that power also makes us a better liar. Selalu ingin jadi nomor satu terkadang memicu kita untuk ga peduli orang lain bahkan menyakiti orang lain"
I score this book 7.8/10
Hampir 8 tapi ada beberapa part yang rasanya overrated dan kurang konkret. But overall it’s worth your leisure time to read.
So those are some recommendations from me and i bet you'll love it too #yukbaca
Have a nice day!
Cheers,
penydamanik





Comments
Post a Comment