Welcome to Ende

Hai! Gak terasa udah hampir 8 bulan tinggal di Ende, Flores. Banyak cerita dan pengalaman yang didapat dari kabupaten kecil yang nyaman ini. Kali ini waktunya bercerita sedikit tentang kabupaten Ende, oh ya btw, i would randomly type a whole post either in english or indonesian, tapi untuk postingan deskripsi tempat dan jalan-jalan kayanya lebih afdol kalo pake bahasa indonesia aja ya. Hehe So here we go

Peta Provinsi NTT dimana Ende adalah daerah dengan warna merah dalam peta. (Sumber : wikipedia)

Kabupaten Ende merupakan salah satu kabupaten yang berada di pulau Flores, satu dari berbagai pulau di Nusa Tenggara Timur (Fyi, NTT terdiri dari rangkaian pulau-pulau yang sering disebut FLOBAMORA alias FLOres-sumBA-tiMOR-Alor dan banyak pulau-pulau kecil lainnya). Luas Kabupaten Ende sekitar 2.046,6 km² dengan populasi 238.000 jiwa. Kalau dari segi geografis, kabupaten Ende terletak cukup strategis karena berada di tengah pulau flores dan diapit beberapa kabupaten lain, seperti Kabupaten Ngada, Nagekeo, Manggarai, Manggarai Barat, Sikka, dan Flores Timur. Ende terbilang strategis karena lokasinya dikelilingi gunung dan pantai, jadi kalau jalan-jalan di seputar Ende akan selalu memandang gunung dan gak lama bakal ketemu pantai, bahkan langsung bersamaan main di pantai yang backgroundnya gunung ✌. Oh ya! Flores cukup dikenal dengan alam gunung dan bukit-bukit besar yang tersusun sambung menyambung dari ujung barat labuanbajo sampai ke larantuka, dan pemandangan yang dihasilkan untaian pegunungan itu amat sangat menyejukkan pandangan dan ga ngebosenin.

Nah balik lagi ke Kabupaten Ende, disini terdapat 20 kecamatan yang jaraknya ternyata cukup luas untuk dikelilingi. Kelihatannya aja kabupaten ini kecil tapi 8 bulan disini ternyata belum cukup buat bisa keliling sampe ke pelosok-pelosok Ende. Waktu dulu dapat penempatan internship disini, belum kebayang gimana bentukan kota Ende, yang di bayangan itu Ende pasti kota kecil, sepi, dan sangat pelosok. But my prediction was wrong sesaat sampai di Ende, langsung tercengang, bingung karena ternyata cukup rame, ga kecil-kecil amat, dan jalanannya juga aspal mulus semua (bahkan jauh lebih mulus dari aspal di Medan gengs) hahaha. Mungkin ini juga yang terbersit di benak orang-orang Indonesia Barat, kalau mendengar kata NTT pasti mikirnya itu tempat jauh banget, pedalaman, kecil, pasti pelosok, eh tapi ternyata ga semenyedihkan itu kok.

Dari segi penduduk, Ende merupakan kabupaten dengan mayoritas suku Ende Lio, tapi Ende juga merupakan kabupaten yang paling banyak diisi oleh orang-orang non Ende, mulai dari suku kabupaten lain di Flores, orang Sabu, orang Timor, orang Jawa, Padang, dsb. Dan percampuran suku budaya itu juga yang membuat Ende menjadi kabupaten dengan penganut agama non Kristen terbesar dibanding berbagai daerah di NTT lainnya yang mayoritas diisi oleh penganut Katolik/Protestan. Nah, hal yang cukup indah untuk disyukuri adalah BERAGAM TAPI NYAMAN tinggal di Ende. Tbh, 8 bulan tinggal disini cukup bersyukur ngelihat gimana akurnya kehidupan beragama di Ende.


Apa Sih yang Menarik di Kabupaten Ende?

1. Landscape Pemandangan Ende yang ikonik dan cantik




Gunung Meja dengan puncaknya yang datar di sisi kiri foto, sedangkan Gunung Iya di sisi kanan foto, Gunung Wongge ga kelihatan karena posisinya di sisi seberang gunung meja. (Belum punya drone, jadi belum bisa foto 360 derajat yak, hahaha 😝😜)

Ini merupakan landscape yang sangat ikonik di kota Ende dimana Ende dikelilingi 3 gunung utama yakni Gunung Meja-Gunung Iya-Gunung Wongge serta 1 Pulau yang disebut dengan Pulau Ende. Kalau landing di Bandara H. Hasan Aroboesman Ende, tampilan gunung Meja ini akan langsung menyapa pengunjungnya. Gunungnya cukup besar dan jadi background runway bandara.

Kenapa dinamakan gunung meja, karena puncaknya yang rata terlihat seperti meja. Nah, landscape kota Ende ini ternyata punya mitos sejarah lho, jadi dari beberapa cerita yang saya dengar disini, diceritakan bahwa Gunung Meja merupakan sosok wanita yang dikagumi oleh 2 pria dalam bentuk Gunung Iya dan Gunung Wongge, nah mereka berdua berusaha untuk mendapatkan Gunung Meja. Tapi ternyata Gunung Meja lebih memilih Gunung Wongge dan berujung pertengkaran antara Meja, Iya, dan Wongge. Karena Iya tidak terima Meja lebih memilih Wongge, maka Iya pun menebas kepala Meja yang kemudian kepalanya terlempar menjadi pulau Koa (pulau kecil di seberang gunung meja), sedangkan pedang yang dipakai Iya dibuang ke laut dan menjadi Pulau Ende (yang apparently bentukannya emang mirip pedang). Percaya atau tidak tapi cerita itu memang sudah jadi salah satu cerita rakyat turun temurun di Ende, hehehe. 


Ini dia si Pulau Ende. Bentuknya cukup mirip pedang, kan? hehehe (Potret Pulau Ende yang diambil dari Puncak Bukit Kezimara, Ende)


Sisi depan Pulau Ende, diambil dari Puncak Bukit Cinta, Ende


Pemandangan Teluk Ende dari Puncak Bukit Kezimara. Cantik! (kalau lihat aslinya jauhhh lebih cantik)

2. Ende adalah Kota Kelahiran Pancasila
Mungkin belum banyak orang yang tau tentang Ende, tapi kalo suka atau setidaknya pernah baca sejarah Indonesia, sesungguhnya Kota Ende berperan besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Yess, kota Ende merupakan kota kelahiran Pancasila. Di kota Ende lah Bung Karno pernah diasingkan pada tahun 1934-1938, selama 4 tahun di Ende Bung Karno banyak menuliskan buah pemikirannya. Konon katanya, Bung Karno sering merenung di bawah pohon Sukun dan hasil renungannya tentang Indonesia kini tercatat dalam butir-butir Pancasila yang menjadi dasar Negara kita. Yeay!


Patung Bung Karno sedang duduk di bawah pohon sukun. Terletak di Taman Renungan Bung Karno, di pusat Kota Ende. (oh ya! Rumah Pengasingan Bung Karno juga masih tertata dengan baik dan lokasinya tidak jauh dari taman renungan ini)


3. Ende adalah Bumi Kelimutu
Ada yang pernah dengar tentang gunung kelimutu atau danau kelimutu? Kalau kita ingat lagi lembaran uang 5000 tempo doeloe maka kita bisa liat gambaran danau kelimutu. Gunung kelimutu merupakan gunung dengan kawah danau tiga warna. Ini yang jadi kebanggaan kabupaten Ende, dimana hanya ada 1 gunung dengan 3 kawah warna berbeda di seluruh dunia. (Untuk detail foto-foto Kelimutu bakalan available di 1 post khusus yak, tungguin hehe).


just in case you're wondering the 5K IDR Money. Ini dia lembaran 5000 tempo doeloe bergambar 3 kawah Kelimutu. Pada waktu itu kawahnya sempat berwarna Merah-Biru-Hijau, tapi beberapa tahun terakhir warna yang sering terlihat adalah Hitam, biru, hijau, dan dapat berubah sewaktu-waktu. (Pic Source : Google)









4. Ada jam tidur siang nih di Ende
Jam tidur siang? maksudnya? Nah ternyata bukan cuma di Ende tapi hampir di keseluruhan daerah di Pulau Flores punya kebiasaan "jam tidur siang". Enak banget ya punya jam istirahat kayak begini, indeks kebahagiaan orang-orang di Ende mungkin lebih tinggi dibanding yang lain karena dapat jatah tidur dan istirahat lebih banyak wkwkwk. Jam tidur siang ini berkisar dari jam 2-jam 5 sore, dimana semua toko-toko akan tutup untuk istirahat dan akan kembali buka di atas jam 5 sore. Jadi jangan terlalu berniat belanja ke toko di atas jam 2 siang, karena pasti bakal pulang dengan sia-sia hahaha.

salah satu sudut pertokoan Ende di saat jam "tidur siang"

5. Pantai dengan Pasir Hitam Legam
Kalau mau jalan-jalan di pantai, Ende punya cukup banyak pantai dan laut yang indah. Tapi jangan pernah nyari pasir pantai yang putih di jalur selatan Ende, 200 kali bolak balik juga ga bakal ketemu pasir yang putih di Ende hahaha. Nah, kenapa gitu? karena Ende merupakan daerah yang hampir seluruhnya dilalui jalur pantai selatan. Pantai Selatan dikenal dengan pasir yang hitam, sedangkan pantai utara dikenal dengan pasir putihnya. Tapi hitamnya pasir pantai selatan juga spesial loh, bukan pasir hitam yang butek dan kotor, tapi pasir hitam yang berkilau. Konon katanya pasir hitam disini kaya akan mineral karena dekat dengan gunung Iya yakni gunung api yang masih aktif (konon katanya...konon konon katanya) wkwkwk. 




6. Jualan di Pasar ga pake ditimbang
Nah yang ini sejujurnya agak bikin bingung waktu awal tinggal di Ende karena semua mama-mama (ibu-ibu) pedagang menjual dagangannya ga pake ukuran timbangan tapi pake satuan. Misalnya beli cabe merah, bawang, dan tomat udah ditumpuk atau dibuat dalam 1 piring. Mungkin di daerah lain ada juga yang kayak gitu tapi di Sumatera Utara khususnya, ibu-ibu bisa ngomel kalo belanja ga pake ditimbang apalagi kalo timbangannya ga pas, hahaha.. sebenarnya ga terlalu jadi masalah belanja pake takaran gitu tapi jatuhnya jadi lebih mahal dan sedikit wkwkwk (mental ibu-ibu) 😜 belum lagi ditambah harga bahan makanan di NTT lebih mahal dibanding Sumatera dan Jawa. Oh ya kalau tentang makanan, daerah pesisir Ende cukup kaya akan beragam jenis ikan yang harganya terbilang cukup murah dan super segar pastinya. Tapi jangan tanya harga ayam dan daging lainnya karena harganya cukup bikin pusing dan terkejut kalau dibandingkan dengan harga di sumatera wkwkwk. 

Banyak hal dan cerita menarik lagi tentang Ende, tapi kayanya bakal terlalu panjang kalo ditulisin satu satu hehehe. Yang tertarik jalan-jalan ke NTT, ayo main-main ke Flores dan jangan cuma singgah di labuanbajo aja ya, Ende juga cukup asyik buat dikelilingi. Fyi, penerbangan yang lazim digunakan untuk mencapai Ende biasanya melalui jalur Kupang-Ende atau Denpasar-Labuanbajo-Ende (Flightnya dari beberapa maskapai dan available tiap hari kok guys, don't you worry! 😜😝)

So for the rest of the post, please enjoy some picture of my favorite spots in Ende :)


Pantai Batu Biru (Blue Stone) Pengajawa, Kabupaten Ende (Sekitar 30 menit dari pusat Kota)

Close up foto batu biru di pantai yang banyak dijual ke berbagai daerah sebagai batu hias dan boleh diambil secara bebas juga :)


Pantai Batu Cincin yang letaknya agak tersembunyi tapi pemandangannya terlalu bagus untuk dilewatkan

Air Terjun KM 14, Kabupaten Ende.



Pelabuhan Ippi, Ende

Pantai Ria yang jadi spot terfavorit untuk liat Sunset tiap sore :) 


Warna langit Flores saat sunset ga pernah sama, selalu indah dan bikin bahagia ekspres :)

note : all pictures were taken by me with my old DSLR and phone camera otherwise i will put the pic 's credit source next to the photos. 

For any questions and in need of more info about Ende, just freely ask in the comment section or you can reach me by mail.


See you on the next story! 🙋

penydamanik

Comments

  1. Tulisannya bagus nih, jadi pengen ke Ende dibuatnya.
    Oh iyaa, Maumere itu nama apa ya, @penydamanik? Apa lagu itu favorit di sana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha jadi malu nih tulisan dibaca itok radot... Maumere itu nama kota di kabupaten sebelah ende.. sekitar 3 jam dari ende dot. Nah kalo lagu Maumere itu udah lumayan lama sebenarnya dan disini udah ga favorit lagi tok.

      Delete
    2. Teruslah menulis, Tok. Keren suatu hari nanti kalau dibuat ke buku.
      Oh gitu, jauh jugak ya. Iyalah lagu sekarang yang pake goyang2 banyak sudah.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Symphony Of the Tiny Cloud

my last high school day :_(

collecting the expressions